March 28, 2021

I Got New Insight about ARMY and BTS


Sabtu kemarin saya ikut webinar yang judulnya "K-Popers: Dari Fandom ke Aktivis Sosial". Webinar ini diprakarsai oleh FPCI UII (Foreign Policy Community of Indonesia - Universitas Islam Indonesia). Narasumbernya ada dua orang yaitu Karlina Octaviany, M.Sc dan Enggar Furi Herdianto, MA. Beliau berdua ini adalah orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Mba Alin seorang antropolog digital dan Pak Enggar seorang dosen Hubungan Internasional di UII dengan fokus kajian Asia Timur.

Nggak nyangka ternyata mba Alin ini adalah seorang ARMY. Mba Alin membawakan materi gerakan sosial yang diprakarsai oleh ARMY sedunia lengkap dengan data-data hasil penelitian, mulai dari sebaran ARMY sampai statistik usia dan pendidikan orang-orang di dalam fandom yang disurvei (banyak orang-orang hebat di balik ava BTS!). Jadi, ngomongnya nggak asal.

Sebagai orang di luar fandom yang minim pengetahuan tentang ARMY dan BTS, saya seneng banget dengan penjelasan mba Alin. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kepala selama ini akhirnya terjawab. Lega gitu lho akhirnya ada forum seperti ini, karena selama ini yang saya lihat di timeline kan ARMY sering ribut ya. Mendengar pemaparan mba Alin, mata jadi terbuka tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam fandom (see the bigger picture dari sebuah peristiwa, kata mba Alin).

Di era sekarang ini, sistem fandom sudah bukan hierarki lagi tapi sistem rhizoma. Seperti halnya rhizoma jahe yang horizontal, aktivitas fandom K-Pop sekarang ini tidak terpusat. Sudah tidak ada lagi ketua fandom atau union seperti dulu. Pergerakannya sekarang jadi sama rata dan lebih luas karena media sosial juga sudah jauh berkembang daripada sebelumnya. Inilah mengapa terkadang kalau ada ARMY yang ribut-ribut maka sekelompok ARMY lainnya nggak bisa mengontrol. Kendalinya sudah ada di masing-masing individu.

Permasalahan ribut-ribut ini sudah pasti ada di setiap fandom ya kan, karena ARMY ini sangat besar jadi lebih mudah kelihatan. Namun selalu ada hal positif dari sebuah fandom. Dengan kekuatan fandom ARMY yang sangat besar, mereka sering sekali turut serta di berbagai kegiatan sosial seperti gerakan Black Lives Matter, protes terhadap Omnibus Law, dan masalah Asian Hate (nggak hanya di media sosial tetapi juga turun langsung ke lapangan). Menurut data yang disajikan oleh mba Alin, ARMY bisa mengumpulkan uang donasi sekian miliar dolar Amerika dalam waktu yang cukup singkat dibandingkan dengan organisasi-organisasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ARMY tidak hanya sekadar fans (yang dipandang) alay oleh orang-orang.

Stereotip alay dari masyarakat ini tidak hanya melekat pada ARMY tapi juga ke penggemar K-Pop pada umumnya. Sudah jadi rahasia umum yekan. Udah kebal juga dikata-katain kayak begini.

Apakah dengan perlakuan seperti itu membuat saya menyerah menyukai K-Pop? YA TENTU SAJA TIDAK. 😂 U capa ngatur kesukaan w. 😂

Memang banyak perlakuan netizen yang nggak menyenangkan ke penggemar K-Pop...meskipun kita sedang nggak ngapa-ngapain. 😂 Lagi rebahan eh tiba-tiba dikatain sebagai pemuja plastik (ngakak sih kalau sampai sekarang ada yang pakai isu oplas, udah nggak relevan mz, ayo bergerak maju ini sudah 2021 lho bukan 2009). Atau ketika kita lagi asik sendiri dengan cowok kipop yang ganteng-ganteng itu eh tiba-tiba dibilang ikut aliran sesat, dll dkk yang kadang tuh bikin ketawa.

Terakhir yang saya lihat di timeline sih tentang rasis. Beberapa waktu lalu sempat ada video orang Korea rasis yang menjelek-jelekkan Indonesia. Tau kan ya? Kalau nggak tau, cek aja di YouTube Korea Reomit. Terus ada sebuah twit yang lewat di timeline saya yang bilang kurang lebih seperti ini "andai fans kpop tau gimana rasisnya orang sana, mungkin mereka nggak akan suka kpop lagi."

Saya cuma...bengong. Bro, kita udah tau dari dulu huhuhuhu. Perkara rasis ini ada di seluruh muka bumi, baik itu antar bangsa atau bahkan di dalam bangsa sendiri. Namun apa kita jadi langsung menggeneralisasi semua orang di satu negara itu rasis? Kan enggak (kita sendiri juga nggak mau kan digeneralisasi karena tindakan tercela segelintir orang?). Selama artis-artis yang saya suka tidak menunjukkan sifat-sifat buruk yang nggak bisa ditoleransi, ya saya tetap jadi penggemar dia dan karyanya. Saya nggak mau berasumsi terhadap apa yang ada di dalam hati mereka, menebak-nebak bagaimana sifat asli mereka, dan mengira-ngira apa yang mereka lakukan di belakang kamera. Karena apa? Ya karena bukan Tuhan Yang Mahatahu asumsi itu bukan fakta, adanya hanya di dalam kepala sendiri. 😇

Yak oke cukup curhatnya. Mari kembali ke topik yang dibawakan oleh mba Alin~

Rasisme ini dialami oleh BTS di ajang Grammy Awards kapan hari. Iya, yang mereka jadi nominasi tapi nggak menang dan akhirnya membuat ARMY berang. Alasan mereka marah tidak secetek perkara "halah menang kalah di ajang penghargaan kan udah biasa" tetapi lebih ke masalah korupsi sistem internal badan penyelenggara.

Sistem penyelenggara dinilai tidak transparan dan cenderung rasis. Beberapa musisi non-white seperti Zayn Malik dan The Weeknd juga protes dengan masalah tersebut. Namun lagi-lagi karena fandom K-Pop ini punya kekuatan besar dibanding kalangan fans lainnya, maka suara ARMY terhadap perlakuan penyelenggara ke BTS juga lebih nyaring terdengar. Jadi, nggak heran ketika ada tuduhan tentang kehadiran BTS hanya digunakan sebagai clout.

Secara umum, mba Alin menyampaikan bahwa ada bias gender dalam hal menggemari sesuatu. Fandom perempuan kerap mendapat label gila, fanatik, militan, histeris, bahaya, berlebihan, gangguan jiwa, sampai pemuja supremasi. Sementara ketika ada fandom laki-laki yang merusak fasilitas umum karena membela siapa atau apa yang dia suka, maka labelnya adalah oknum.

Pernah nggak ada rombongan fangirl K-Pop konvoi di jalan sampai bikin macet gara-gara idolnya menang acara musik puluhan kali dengan hanya satu lagu saja? Pernah nggak ada fangirl yang merusak atau membakar fasilitas umum karena idolanya kalah mendapat penghargaan? Nggak ada.

Yang ada adalah koleksi barang-barang yang ada hubungannya dengan idolanya tersebut, seperti album, photocard, atau boneka official. Sama lhoh ini kayak cowok-cowok yang suka koleksi action figure. Kenapa yang dapat label alay selalu fandom perempuan? 😂

Apa karena cewek-cewek jejeritan kalau lihat cowok K-Pop ganteng? Cowok-cowok juga suka teriak-teriak kok kalau lagi nonton bola, malah sampai nyanyi yel-yel segala. Nggak ada bedanya sebenarnya, tapi lagi-lagi kenapa fandom perempuan yang dianggap berlebihan? Coba cek ke dalam dirimu sebenarnya alasan kamu melabeli fandom perempuan itu apa. Jangan-jangan hanya karena ego yang terluka karena insecure? Atau perasaan takut kalau-kalau fandom perempuan ini bisa membentuk partai politik yang bisa mengambil alih kekuasaan negara?

Beneran lho kemarin ada pertanyaan fandom perempuan dianggap ancaman demokrasi sampai mau bikin partai. Apa kabar para buzzer politik yak? Apa kabar politikus yang ribut-ribut masalah cebong kampret? Sampai Pak Enggar kemarin agak menahan tawa karena menurut pengamatan beliau gerakan fandom perempuan tidak mengarah ke situ.

Btw ngomongin Pak Enggar, narasumber selain mba Alin, beliau kemarin menjelaskan awal mula persebaran Korean Wave atau hallyu sampai dengan dampak ekonominya. Data-data yang disajikan lebih banyak ke aspek non fandom, seperti diplomasi antar negara dan kondisi sosial politiknya. Seneng deh dengernya karena bisa menjadi pengetahuan untuk peserta yang belum tau perihal drama Korea apa dan artis pop Korea siapa yang dulu membawa K-Pop ke luar negeri sebelum menjadi sebesar sekarang (ADA BoA SUNBAENIM!).

Nggak sia-sia kemarin ikutan webinar "K-Popers: Dari Fandom ke Aktivis Sosial" ini. Daripada menyimak twit yang belum jelas siapa yang ngetik, mending denger langsung dari orang yang jelas wajahnya dan latar pendidikannya.

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan selanjutnya~~~


*

6 comments :

  1. Iya yaaa kenapa kalau cewek ngefans sama idol tertentu kesannya alay tapi kalau cowok nggak 😂 mungkin karena cewek lebih ekspresif kali ya, Kak? Makanya kelihatannya lebih alay 🤣
    Jujur aku salut dengan kekuatan fandom-fandom dari semua idol Kpop karena mereka kalau galang dana bisa dapat banyak banget dalam waktu singkat, apa nggak keren banget ituuu 🤩 meskipun sering war satu sama lain, tapi giliran berbuat baik, semua bisa kompak, bahkan kadang aku suka lihat fans dari idol lain yang support idol lain yang baru rilis mv, sungguh heartwarming sekali lihatnya 🥰

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa jadi gitu sih Li, bener juga kalau dipikir-pikir cewek lebih ekspresif wkwkwkwk. Jadi lebih kelihatan ya reaksinya ketika menyukai sesuatu.
      SAMAAAAA aku juga, tepuk tangan deh sama mereka-mereka yang menggalang dana ini. Iya antar fandom suka bantu-bantu streaming biasanya kalau idol lain comeback. Enak dilihat kalau akur kayak gitu kan.

      Delete
  2. Lah kok seru amaaat narasumbernya ARMY dong, penyampaian materi pun jadi enak banget yak 😆

    Duh, soal kekuatan ARMY tuh nggak usah diragukan deh. Kayaknya cuma aku deh yang mendapat predikat ARMY mageran HAHAHA 🤣 (dahlah aku malu ngaku-ngaku Army 🙈). Sampai profile BTS di Spotify aja nulisnya, "ARMY is unbeatable." Baru-baru ini BTS kan diundang di vshow Korea lagi setelah sekian lama (You Quiz On The Block). Karena mereka memang jarang banget hadir di vshow lokal, ARMY korea ngebeli slot jeda iklan jadi sepanjang acara ya kagak ada iklan. Gilak gak tuh 🤣

    Tapi aku masih nggak paham kenapa yaa fans berdedikasi tinggi ini rela melakukan apa pun mengatasnamakan idola mereka? Kalau untuk donasi okelah yaa. Tapi yang nggak kupaham tuh kalau bias ulang tahun dan mereka sibuk sewa gedung ini dan itu cuma buat nampilin LED ucapan ulang tahun 😳 why oh whyyy

    Btw, maacih banyak Endahh udah bagi-bagi materinya yaa ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Ciii aku kaget waktu mba Alin mengenalkan diri sebagai ARMY wakakakak dan semangat banget mba Alin waktu presentasi jadi yang denger ikutan semangat.

      WIDIIIHHHH artisnya sendiri ya yang nulis begitu, merinding... Bondingnya kuat banget kayaknya nih ARMY sama BTS. WKWKWKWKWK CI JANEEE HAHAHAHAHHA sama lah aku pun di fandom juga mager. xD streaming kalau sempet, vote kalo sempet, beli album kalo sempet... xD

      SUMPAH DIBELI IKLANNYA????? GILA! Yaudah sih emang unbeatable beneran. Iyaaa jarang banget muncul di varshow Korea, sibuknya di acara-acara global ya kayaknya.

      Wkwkwkwkwk mungkin udah jadi budaya di sana kali Ci yang sewa-sewa gedung sama LED buat ngucapin selamat ulang tahun. Biar biasnya lihat juga, mungkin ya soalnya aku juga nggak pernah ikutan project-project kayak gitu, bahkan sekedar ikutan sumbangan buat LED (emang ada? xD)

      Yuhuuu sama-sama Ci Jane maaci ugha udah baca, LUV! <3

      Delete
  3. Dari awal emang pengen baca postingan yang ini. Tapi belum sempat karena sibuk bikin blog baru. wkwkw.

    Kayaknya seru banget webminarnya. Semua yang kamu tulis ini amat bagus endah, bisa disubmit ke portal berita. wkwk. Aku setuju banget sama tulisan disini sih.

    Sebagai orang yang termasuk udah lama suka kpop. Mungkin mereka menganggap kpop alay karena mayoritas isinya adalah remaja muda yang teriak-riak melihat oppa2. Tapi itu kan kulitnya doang.

    Fans kpop itu udah berbagai macam usia, jenis kelamin dan profesi. Dibalik ava dan username korea di twitter bisa jadi dia adalah dokter. Pemikiran aku juga udah berubah sekarang, dulu aku sempat mikir kenapa orang pakai foto korea/anime dan username bukan nama asli. Jujur dulu aku juga mikirnya alay.

    Tapi sekarang aku mikir, itu kan media sosial, bukan ktp. Lalu kenapa harus pakai identitas asli? Mengingat media sosial yang sudah menyeramkan, aku mikir lebih baik jangan memakai identitas asli, karena orang bisa memalsukan atau menyalah gunakan.

    Dan benar, ARMY adalah fandom yang besar sehingga baik jeleknya gampang terlihat. Bagaimanapun fandom bukanlah negara komunis yang kelakuannya bisa diatur oleh 1 pemimpin. Dan ingat selalu ada toxic fans dalam sebuah fandom.

    Sebenarnya masih banyak uneg2, tapi segini aja lah. Sadar diri, ini adalah kolom komentar bukan blog pribadi. wkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha it's okay mba Dila. Aku gak kepikiran buat submit ke portal berita🤣udah terbit ini gabisa ya wkwk, bisa kalau diutak-atik lagi kali ya.

      Seru mba, dulu aku takjub lhoh kalau pematerinya ternyata ARMY. Mba Alin udah dewasa pula, jadi kayak...wow fangirl sekarang kalau ngiranya isinya bocil semua ya salah.

      Setuju! Aku pun sekarang ngurang-ngurangin mengekpos identitas secara berlebihan di sosial media, takut ada pihak nggak bertanggung jawab yang memanfaatkan celah. Suka banget kalimat mba Dila yang sosmed bukan KTP🌸

      Iya, mau apa pun fandomnya pasti ada yang toxic dan itu ngeselin banget kayak...why did you do that?? Find some hobbies *judes*

      Ih gapapa lho mba Dila kalau mau panjang komennya aku malah seneng karena tau dari orang dalam fandom ARMY sendiri🥳

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top