Tarareba diartikan sebagai "what if", jadi Tokyo Tarareba Girls adalah Tokyo "What If" Girls. Dorama ini menceritakan tiga orang wanita lajang berusia 30-an yang bersahabat sejak masih remaja. Di usia yang sudah menginjak kepala tiga, mereka teringat dengan rencana hidup yang pernah dibayangkan ketika masih berusia 20-an, yaitu sudah berpasangan dan/atau punya anak di tahun 2020 (bertepatan dengan Olimpiade Tokyo 2020).
Dorama ini rilisnya tahun 2017 (latar waktu di ceritanya juga tahun 2017), tentu saja tidak ada yang menyangka jika Olimpiade Tokyo 2020 diselenggarakan di tahun 2021 karena pandemi. :)))
Anyway, tulisan ini tidak ada membicarakan tentang pandemi tahun 2020. So. let's go back to the story.
Ketiga wanita single ini bernama Rinko, Koyuki, dan Kaori. Rinko berprofesi sebagai penulis skrip yang karirnya sedang tidak baik. Koyuki adalah seorang entrepreneur yang mengelola restobar keluarga bersama ayahnya. Sementara Kaori adalah seorang manicurist. Sebenarnya Kaori juga termasuk entrepreneur nggak sih? Soalnya dia bekerja sendirian di tempat yang dia sewa dan tidak bekerja sebagai bawahan seorang atasan.
Ketiga perempuan ini hidup di Tokyo. Aslinya mereka berasal dari country side dan mengejar impian ke ibu kota. Karir yang biasa-biasa saja ditambah dengan belum punya pasangan hidup menjadikan mereka selalu membawa topik "seandainya" atau "what if" ketika sedang melakukan girl's night out di restobar Koyuki. Suatu malam obrolan mereka terdengar oleh seorang lelaki muda berambut blonde yang duduk di dekat mereka. Lelaki ini mencibir kelakuan Rinko, Koyuki, dan Kaori.
Ni laki nyebelin banget and turned out saya sebel sama dia sampai episode terakhir, HAHAHAHAHAHA.
Sebelnya karena apa? Ya karena dia itu kesannya memberi saran tapi cara penyampaiannya nggak baik. Ibaratnya dia ngasih hadiah ke orang tapi caranya dilempar ke muka orang yang dia kasih hadiah. Males banget kan? Terus ya, lelaki ini tu nggak sat set gitu lho kalau suka sama orang. Terus juga dia ini ternyata suka sinis dengan Rinko, Koyuki, dan Kaori karena ada hubungannya dengan masa lalu dia. Kayak...apaan sih??? Lo yang punya masalah tapi bitter-nya ke orang lain, hadeh.
That's the first of my disagreement. I disagree with his attitude.
Disagreement kedua adalah tentang hubungan perselingkuhan yang dijalani oleh beberapa tokoh dorama ini. Ada yang berselingkuh dengan pria yang sudah beranak-istri. Prianya salah duluan sih, dia bilang sedang berpisah dengan istrinya. Ya iya berpisah tapi berpisahnya karena istrinya sedang ke rumah orangtuanya untuk persiapan kelahiran anak kedua mereka. :)))
Perselingkuhan lainnya levelnya lebih di bawah yang pertama (tapi tetep yang namanya selingkuh nggak akan pernah bisa dibenarkan). Yang kedua ini berselingkuh dengan pacar orang. Well, sebenarnya mereka dulunya pacaran lalu putus, kemudian cinlok di usia 30-an. Again, laki-lakinya bikin geregetan karena mau menang sendiri. Si laki-laki ini bilang menyayangi keduanya, ya pacarnya ya selingkuhannya. Eek beut. :)))
Gini lho ya, mau usia berapa pun kalau masih single, sebaiknya menjalin hubungan itu ya dengan yang sama-sama masih single biar nggak ribet. Kalau udah nggak single ya nggak usah bohong. Kalau ada masalah dengan pasangan ya omongkan dengan pasangan tersebut bagaimana baiknya karena sudah ada komitmen di awal. Gitu lho. *belum-belum sudah emosi*
Hubungan sesama single juga pasti ada masalah yang harus dihadapi, tapi levelnya itu less ribet. Contoh, satu, nggak merasa dibuang. Di hubungan perselingkuhan, ketika menjadi yang kedua, pasti akan ada rasa dibuang ketika pasangan lebih mementingkan pacar resmi atau istrinya. Dua, yang tersakiti hanya dua orang ketika hubungan sesama single berakhir. Nggak akan ada istri atau pacar resmi yang ikut tersakiti juga.
I agree with one the character of this dorama yang memilih untuk mengakhiri hubungan dengan pacarnya secara baik-baik ketika perbedaan di antara mereka tidak bisa diatasi. Rasanya ikutan patah hati, HUHUHUHU. Asli sih apalagi di hubungan kedua, berasa ikutan hambarrrrr. Astagaaa saya kena second lead syndrome sih ini kayaknya. :(
Salut dengan pasangan yang diputuskan karena ketika hubungan sudah berakhir, dia bisa tetap memasang senyum karir dengan profesional ketika bertemu dengan mantan pacar. Yah begitulah yang namanya kerja, harus tetap berperilaku moderat.
Walaupun sebenarnya memiliki tema yang cukup berat, dorama ini ditampilkan dengan sangat ringan dan menghibur. Nontonnya nggak bikin gloomy tapi malah ikut bersemangat ketika tokohnya memutuskan untuk bomat dengan omongan lelaki blonde, hahahaha. Tokoh yang bomat ini tetap melakukan girl's night out karena dia merasa bahagia dengan melakukan hal itu. Yakali harus berhenti melakukan hal yang menyenangkan ketika dikepung segudang masalah hidup. Bisa gila.
Tokyo Tarareba Girls juga dilengkapi dengan penggambaran kocak khas komik di beberapa situasi. Jadi, saya nontonnya bisa sedikit banyak membayangkan gambar komiknya bagaimana. Misalnya ketika skrip Rinko ditolak, ada penggambaran berupa lantai di bawah Rinko jebol dan Rinko jatuh ke lubang tersebut. Padahal di dunia nyata ya Rinko tetap berdiri tegak dengan mata berkaca-kaca saja, wkwkwkwk. Banyak banget sih penggambaran seperti ini dorama ini. Saya sampai ketawa sendiri nontonnya.
Lalu ada juga dua tokoh kecil berwujud makanan berwarna putih dan merah hati yang muncul tiba-tiba ketika Rinko galau. Dua tokoh makanan ini imut dan juga menyebalkan di saat yang sama karena mereka ending-nya suka mengolok-olok Rinko dengan muka kocak khas ekspresi wajah komik Jepang. 😂
Oh iya, aktris yang memerankan Rinko di Tokyo Tarareba Girls adalah Yoshitaka Yuriko. Dia adalah aktris yang sama dengan aktris utama di dorama Saiai yang memerankan tokoh Sanada Rio. Akting mba Yuriko yang cantik ini nggak usah diragukan lagi. Akting serius bisa, akting kocak juga bisa. 👏👏👏
Thank you Kak Eya yang sudah merekomendasikan Tokyo Tarareba Girls. 🥰🥰🥰 I personally love the monologue from this dorama by Kamata Rinko:
What happiness is different for every person. There are as many answers as people. Happiness is something that you decide yourself. We don't know what the future holds. I'm sure that from now on, we will worry about a lot of things, and we will struggle with life. But that's okay. Because the heroine of the long long story called life, is yourself.
❤❤❤
Aku baru nyadar kalau ternyata tema yang diusung Tarareba ini berat, mungkin karena dibawakan secara komikal itu, ya... Haha.
ReplyDeleteBtw, dua tokoh makanan berwarna merah putih itu adalah si tara (ikan tara) dan reba (liver ayam, dibaca dalam bahasa jepang sebagai reba, karena di bahasa Jepang nggak ada huruf L), dua-duanya makanan yang sering ceciwi itu pesan dan melambangkan kata 'seandainya' (kata kerja + tara/kata kerja + reba) yang juga sering mereka ucapkan saat lagi ngumpul2. XD
Iyaaa, jadi nontonnya ngga stres mba Hicha. Gila aja kalau tema berat begini terus dibawakannya secara serius. Wkwk udah stop di tengah-tengah kali aku. xD
DeleteOalaaah Tara dan Reba tu itu ternyataaa, makasih mba Hicha infonya sangat informatif. <3