Wew...2022 udah mau habis aja. Sebelum tahunnya ganti, saya mau numpahin semua opini tentang K-Pop yang terlewat dan belum sempat ditulis di blog ini. Padahal aslinya itu opini pada nguing-nguing di kepala dan bikin kepikiran. :)))
Well, yang saya maksud opini tentang K-Pop di sini adalah...BLACKPINK. HAHAHAHAHA. Sorry gaes kalau misalnya judul postingan ini tidak memenuhi ekspektasi Anda semua. Habis gimana yha kan saya ceritanya lagi nggak terlalu into K-Pop tahun ini, wkwkwkwk. Udah nggak tau apa-apa selain grup yang saya ikuti aja, seperti SNSD dan BLACKPINK. SNSD kan udah bulan lalu saya omongin, nah sekarang giliran BLACKPINK.
So, tulisan khusus tentang BLACKPINK terakhir yang ada di blog ini adalah waktu RosΓ© debut solo...yang mana tulisan tersebut terbitnya di Maret 2021. GILE LEBIH DARI SETAHUN LALU TERNYATA WKWK. Rasanya kayak masih kemarin sore. *plak* Setelah itu udah nggak ada lagi tulisan tentang BLACKPINK di blog ini padahal Lisa juga debut solo dan BLACKPINK comeback dengan album Born Pink.
Kenapa sih nggak ada tulisan tentang itu semua? Karena...males. *digampar*
Gak deng. Alasan sebenarnya adalah karena saya nggak terlalu suka dengan dua lagunya Lisa dan nggak suka dengan arti lirik Pink Venom dan Shut Down (tapi suka lagunya), wqwq. Kalau dalam sekali dengar udah nggak terlalu suka, saya biasanya jadi kurang bersemangat untuk menuangkan uneg-uneg di sini. Begitu.
Buuut, for the sake of konsistensi nulis tentang BLACKPINK tiap mereka comeback atau ada member yang debut solo, maka hari ini saya niatkan untuk nulis tentang Lisa's solo debut dan album Born Pink.
Dimulai dengan debut solo Lisa. Ada dua lagu yang dia rilis, yaitu Lalisa dan Money. Gila ya konsep solo anak-anak BLACKPINK ini beda-beda kesannya. Jennie chic girl, RosΓ© sad girl, dan Lisa rich girl. Kalau membaca terjemahan lirik Lalisa dan Money, beuh kayak sombong banget gitu kesannya. Tapi ya gimana emang Lisa terkenal dan kaya. π
MV Lalisa juga bling-bling penuh dengan ornamen shiny dan ada pernak-pernik Thailandnya. Girl so proud of her heritage. π Lagu-lagunya juga lebih hip-hop daripada lagu Jennie yang notabene sama-sama rapper di grup. But Lisa is another level. Dia kan orang Thailand ya, saya sampai sekarang masih terkagum-kagum dengan skill rap-nya Lisa. Di dua lagu solonya memang rap-nya banyak disampaikan dalam bahasa Inggris, tapi kalau di lagu-lagu grup biasanya dia ngerap in Korean. Ini anak kayaknya genius in language deh. Bahasa Thailand dan Korea kan susunan kalimatnya beda ya, tapi dia bisa ngerap dalam bahasa Korea yang menurut saya cara pengucapannya susah. But she did it. πππ
Btw kalau didengerin lagi dengan keadaan santai, lagu Lalisa dan Money ternyata enak juga. :p
Lanjut ke album Born Pink. Comeback BLACKPINK yang ini diawali dengan perilisan MV pre-comeback(?) yang berjudul Pink Venom. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, saya suka dengan lagunya tapi tidak terlalu terkesan dengan liriknya. Liriknya itu apa banget wkwk tidak bermakna mendalam, sama kayak lirik Shut Down. Tapi lagu-lagunya bagus, jadinya tetep suka-suka aja dengerin lagunya, hahahaha. Gimana deh. Ya gitu deh. π
Ada delapan lagu di album Born Pink, selain Pink Venom dan Shut Down ada Typa Girl, Yeah Yeah Yeah, Hard to Love, The Happiest Girl, Tally, dan Ready for Love. Pink Venom, Shut Down, Yeah Yeah Yeah, dan Ready for Love adalah lagu-lagu berbahasa Korea. Sedangkan Typa Girl, Hard to Love, The Happiest Girl, dan Tally dinyanyikan dalam bahasa Inggris. Arti dari lagu-lagu tersebut (selain Pink Venom dan Shut Down) baru saya cari ini tadi, dan saya baru sadar kalau lagu Hard to Love itu hanya RosΓ© yang nyanyi. πππππ
Awalnya saya nggak terlalu suka dengan lagu Typa Girl, tapi setelah baca liriknya kok ternyata bagus ya, hehe. Lagu ini ceritanya adalah BLACKPINK is your typa girl. Kalau yang nyanyi mereka sih ya gimana mau nyangkal ye. π
Yeah Yeah Yeah dan Hard to Love instrumentalnya pakai 80-an gak sih? Bagus banget dua lagu ini, apalagi Yeah Yeah Yeah tuh saya langsung jatuh cinta saat pertama kali dengerin. π Yeah Yeah Yeah isi liriknya tentang seseorang yang menyuruh orang lain yang terlihat menyukainya untuk bilang "Yes, I like you" because it's too obvious. Sementara Hard to Love bercerita tentang seseorang yang susah untuk mencintai orang yang mencintainya. Malah disuruh untuk hati-hati aja biar nggak patah hati.
The Happiest Girl dan Tally memiliki kesan sedih dan sendu yang sebelas dua belas. The Happiest Girl lebih menyayat hati sih lirik dan instrumentalnya, suara anak-anak BLACKPINK juga menjiwai apalagi Jennie di bagian terakhir lagu. Kayak sakit banget gitu rasanya dia habis putus sama ayang (gatau ayang yang siapa). Tally sendunya masih lebih ringan lah daripada The Happiest Girl. Tally ini isi liriknya bukan tentang cinta-cintaan tapi tentang eksistensi diri.
Lagu terakhir di album Born Pink berjudul Ready for Love. Lagu ini sudah duluan dirilis sebelum album yang memuatnya diumumkan ke publik. Lagu ini jadi lagu di game PUBG gak sih? Cmiiw soalnya saya bukan anak game dan nggak ngikutin info lagu ini. Taunya aja dari iklan di YouTube, wkwk. Kalau biasanya BLACKPINK disukai duluan, maka lirik lagu di Ready for Love ini malah the girls yang ngejar duluan. MV-nya pakai AI bukan ya namanya? Hahahaha, sumpah saya nggak update dengan hal-hal beginian. Mohon informasinya untuk yang tau. π
Wah panjang juga ya ngomongin BLACKPINK. Ngomongin grup yang disuka tuh gini, gak kerasa tau-tau udah banyak aja. *pret padahal tadi bilangnya dulu nggak terlalu semangat nulisπ* Saya bisa awet suka BLACKPINK dari 2016 ini sepertinya karena faktor mereka nggak terlalu sering gonta-ganti konsep lagu. Bukan nggak terlalu sering, nggak pernah ganti malah kayaknya, lol. Untuk fans yang seperti saya begini (yang nggak terlalu suka eksperimen konsep alias sukanya yang gitu-gitu aja), memang BLACKPINK cocok untuk dijadikan grup idaman. πππ Apalagi sekarang yang notabene udah capek "lari" ngikutin K-Pop tuh beneran deh BLACKPINK rasanya kayak rumah singgah yang bikin betah. ❤
-----BATAS BACOT K-POP-----
Sekarang mari pindah ke topik lain yaitu film Korea. Film Korea yang baru-baru ini selesai saya tonton adalah Decibel. Waktu lihat film ini di aplikasi pemesanan tiket bioskop, ternyata ada nama Cha Eunwoo sebagai salah satu pemainnya. Saya yang akhir-akhir ini seneng banget lihat muka gantengnya Eunwoo, jadi makin mupeng nonton Decibel. Sayangnya waktu itu filmnya berbarengan dengan Black Panther: Wakanda Forever. Jadi jam tayangnya terbatas banget dan nggak pas dengan jadwal saya.
Setelah badai Wakanda agak berlalu, Decibel mendapat jam tayang yang lebih banyak dan lebih nyaman. Ketika akhirnya membeli tiket untuk nonton Decibel, sesampainya di kursi nonton, saya malah lupa kalau Cha Eunwoo jadi salah satu pemainnya. Tapi saya tuh kepikiran terus gitu kayak ada yang lupa tapi apa, wkwkwk. Ketika layar bioskop menampilkan nama Eunwoo, barulah saya ingat kalau di film Decibel ada dianya hahahaha geblek.
Decibel menceritakan sebuah teror bom yang dirancang oleh seseorang yang mempunyai dendam dengan mantan komandan angkatan laut. Mantan komandan tersebut bernama Kang Doyoung. Kang Doyoung ditelepon oleh seorang pria misterius yang memberi tahu di mana letak bom-bom yang akan diledakkannya. Bom yang pria itu buat adalah jenis bom yang akan meledak jika sensornya menyentuh angka desibel tertentu. Jadi bomnya ini triggernya adalah suara yang kencang.
Bom-bom tersebut dipasang di beberapa tempat keramaian seperti taman bermain anak-anak dan stadion sepak bola yang sedang mengadakan pertandingan. Kang Doyoung diminta untuk datang ke lokasi-lokasi tersebut tanpa melibatkan orang lain, apalagi pihak kepolisian, jika ingin orang-orang di lokasi-lokasi tersebut selamat.
Handphone Kang Doyoung dipasangi aplikasi yang bisa memantaunya di mana dan menghubungi siapa. Jika ketahuan menghubungi orang lain maka pelaku akan langsung meledakkan bomnya. Di tengah upayanya mencegah ledakan bom di stadion, Kang Doyoung bertemu dengan seorang wartawan bernama Oh Daeoh. Mereka berdua kemudian secara diam-diam bekerja sama.
Film ini bikin tegang asli, apalagi kalau sensor bomnya mengeluarkan bunyi tit-tit-tit-tit yang intens tanda akan segera meledak. Hadeeeuh bikin deg-degan. Mana kenceng banget suara bomnya kalau meledak, sampai terlonjak kaget saya, Bun. Untungnya ada tokoh bernama Oh Daeoh dan istrinya yang kocak. Jadi yaaa tegangnya bisa diminimalisir dikit lah.
Btw, di mata saya, ketampanan Cha Eunwoo di film ini terlibas oleh pesona om Raewon. HAHAHAHAHA. Kim Raewon memerankan tokoh Kang Doyoung, sang mantan komandan angkatan laut. Ya ampuuun om Raewon tuh gagah banget di film ini, mana pakai seragam angkatan laut. πππ Karakter yang dia perankan ceritanya punya istri yang seorang penjinak bom. Dahlah hamba makin meleleh di kursi penonton. ♨️π₯
Adegan-adegan di film ini ada yang masa sekarang dan ada yang masa lalu ketika Kang Doyoung masih aktif sebagai komandan angkatan laut. Dia memimpin satu pasukan di dalam sebuah kapal selam. Nah, di kapal selam ini ada sebuah tragedi yang mengharuskan dia mengambil keputusan yang sangat berat. Teman nonton saya sampai nangis ketika adegan tersebut ditayangkan.
Kalau kamu suka film Korea bergenre action, I recommend you to watch Decibel. Kata teman saya, akting Cha Eunwoo di film ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya sendiri nggak tau akting dia sebelumnya seperti apa, tapi akting Eunwoo di film ini memang bagus. π
Baiklah...sampai di sini dulu tulisan kali ini. Sampai jumpa di tahun yang baru! Bye-bye!
*
No comments :
Post a Comment
Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.