August 14, 2025

Following the Brondongs

Sabtu beberapa minggu yang lalu, aku melakukan hal-hal baru bersama sahabat lama. Hal-hal baru tersebut terinspirasi dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan RIIZE di beberapa video mereka. Semua kegiatan yang aku tulis di postingan ini dilakukan dalam satu hari.

Pottery
Ketika nonton Anton, Wonbin, dan Eunseok bikin keramik di video POV: You're Trying Pottery for the First Time, aku mikir...ikutan ah kayaknya asik. Cari-cari informasi di mana ada kelas pottery dekat rumah, nemunya di studio keramik Matahati. Liat-lihat kelas dan harganya cocok, cus cari teman yang mau diajak ke sana.


Alhamdulillah ya Allah Engkau ciptakan satu orang ini ke duniaπŸ˜† Adalah sahabat lama sejak SMP yang akhirnya mau aku ajak ke sana. HUHUHUHUHU THANK YOU SO MUCH BESTIE! YOU ARE THE BEST! Dia juga belum pernah mencoba pottery sebelumnya.

Singkat cerita, hari Minggu kami berangkat ke Matahati dan tiba di sana tiga puluh menit sebelum jam kelas dimulai. Lokasinya tenang banget dan hawanya sejuk. Ya Allah kenapa moyang hamba nggak punya tanah di sini dulu😭

Penataan di galeri Matahati cantik banget. TIAP SUDUT TERLIHAT ESTETIK! HUHUHUHUHU! Jadi waktu di sana tuh dikit-dikit ambil foto karena BAGUS! Jiwa seniku apakah terpantik dan akhirnya terbangun?














Pukul sepuluh tepat kami dibimbing untuk memulai kelasnya oleh pengajar di sana yang namanya Bu Capri. Enak banget beliau dalam menjelaskan materi tentang pottery. Jelasinnya sambil praktek langsung.

Teknik-teknik dasar dalam pottery ada tiga, yaitu pinch, coil, dan slab. Pinch adalah teknik menekan-nekan tanah liat dengan jari, coil memilin, dan slab menempelkan lempengan-lempengan tanah liat. Biasanya untuk membuat satu karya pottery, ada dua teknik yang digunakan. Bisa kombinasi pinch dengan coil, coil dengan slab, slab dengan pinch, dst.

Awalnya aku ingin membuat yang seperti ini:


Namun, oleh Bu Capri aku disarankan untuk membuat yang lebih mudah, wkwk. Newbie harusnya tau diri yaπŸ˜‚ Akhirnya aku memutuskan untuk membuat tray bentuk kepala Urakbam aka rusa anak Sungchan. Aslinya aku memang sudah bertekad untuk membuat karya yang ada hubungannya dengan Urakbam, hanya saja bentuknya yang masih bingung seperti apa.

Hal pertama yang dilakukan adalah memotong setengah tanah liat yang disediakan. Kemudian ditekan-tekan agar menjadi rata menggunakan telapak tangan di bagian dekat ibu jari. Setelah rata dilanjutkan dengan menggambar desain kepala Urakbam di atasnya lalu dipotong dan sisa tanah liatnya dimasukkan kembali ke plastik agar tidak kering.

Sounds easy right? Kenyataannya TIDAKπŸ˜† Aku sampai ngulang lagi dari awal karena sempat salah menggambar kepala Urakbam. Kirain bisa langsung digambar lagi kan, taunya nggak bisa. HUHU. Garis desain kepala Urakbam sudah terlalu dalam goresannya, khawatir nanti keramik-jadinya ada torehannya.

Ulang lagi dengan menguleni tanah liat yang agak banyak karena bentuk yang aku pilih harus besar. Tanah liat akan menyusut sampai dua puluh persen ketika dikeringkan. Hal inilah yang aku lupa ketika membuat tanduk dan kuping rusanyaπŸ˜‚ Au ah nanti jadinya seperti apaπŸ˜‚ 

Bu Capri juga memberi nasihat untuk berdoa yang terbaik karena kita tidak pernah tau hasil jadi keramik akan seperti apa. Keramik yang sudah dibuat akan mengalami proses pembakaran dua kali dengan suhu tinggi, yaitu 900 derajat Celcius. Pertama untuk mengeringkan tanah liat supaya bisa diwarnai. Kedua untuk mengeringkan setelah diwarnai.

Berhubung kami mengambil kelas privat, jadi kami boleh menggunakan dua warna untuk karya yang kami buat. Aku milih coklat tua untuk tanduk rusa dan krem dengan semburan coklat tua untuk bentuk kepala rusa. Biar nggak polos-polos amat saran Bu Capri. Kami juga diberikan kesempatan untuk menuliskan kata-kata di keramik yang dibuat. Aku nulis tiga kata, yaitu "I CAN DO IT", "I DID IT", dan "YAY"πŸ˜‚

Oh iya, aku pakai teknik pinch dan coil dalam membuat tray Urakbam. Apa slab juga ya untuk telinganya? WKWKWKWK. Ternyata untuk menggabungkan dasar tray dengan dindingnya, tanah liat harus digores-gores dulu dan diberi lem dari tanah liat cair agar menempel satu sama lain. Cara menggoresnya dengan silang-silang. Satu arah dulu lalu dari arah yang berlawanan. Kirain tinggal tempel gitu aja.

Keramik akan jadi kira-kira minimal satu setengah bulan. Banyak antrean juga dari kelas-kelas sebelumnya soalnya. Nanti kalau sudah jadi akan aku update di sini atau di postingan baru tergantung penampakannya nanti seperti apaπŸ˜‚

Kok nggak pakai meja yang bisa diputar seperti Anton, Wonbin, dan Eunseok? Bisa, tapi kelasnya beda lagi kata Bu Capri. Walaupun sudah pernah membuat patung dari tanah liat belasan tahun lalu ketika masih SMP, aku tergolong awam di dunia pottery. Untuk bisa pakai meja putar itu dibutuhkan koordinasi yang baik antara pikiran, tangan, dan kaki yang menggerakkan mesinnya. Yaaa kapan-kapan lah ya nyoba meja putarnya.


Bowling
Kami lanjut ke mall di kota yang sama untuk bowling setelah pottery. Kalau tadi terinspirasi Anton, Wonbin, dan Eunseok, kali ini terilhami oleh geng Shotaro, Sungchan, dan Sohee di video POV: You Stepped Into a Bowling Match.

Bowling di mall ini adanya di tempat games semacam Time Zone, namanya Happy Time. Untung temanku canggih dalam urusan teknis di tempat games, jadi kami bisa bowling dengan lancar~

Masing-masing dari kami mendapat lima kali kesempatan melempar. Bolanya ternyata punya berat yang beda-beda. Ada nomor 6 paling ringan, sampai 11 yang paling berat kalau nggak salah. Nomor 6 buat kami terlalu ringan, nomor 8 terlalu berat, yang pas adalah bola nomor 7 (karena Lucky 7πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€).


We were not bad at bowling surprisingly. Walaupun nggak pernah strike tapi sebagai pemula bola kami nggak nyemplung ke gutter terus. Cuma sekali nyemplung selokan, sisanya bisa menjatuhkan pin-pinnya. Bowling is fun! Next time nyoba ke tempat bowling sungguhan apa ya, tapi di mana yang deket.


Gacha
Hari masih sangat terang ketika kami puas bermain di Happy Time. Selain mencoba bowling, kami juga main lempar bola basket ke ring, tembak-tembakin dinosaurus, karaoke, dan pencet mesin berhadiah. Pingin main gacha sekalian tapi di situ nggak ada mesinnya. Adanya di mall di kota kami bekerja. Yaudah cus ke sana.

Sesampainya di mall tersebut, kami langsung berjalan ke tempat tujuan tanpa mampir-mampir. Ternyata untuk main gacha ini bayarnya pakai koin. Koinnya bisa dibeli di vending machine di samping mesin-mesin gacha. Mesin gacha yang aku pilih butuh dua koin.



Mesin gacha beruntung itu adalah mesin yang menyediakan hadiah berupa burger. Kenapa pilih burger? Karena Sungchan adalah Hambugy PrinceπŸ₯°πŸ¦ŒπŸ”πŸ‘‘ Selain burger ada mainan bentuk kentang goreng dan ayam bersaus sih. Dalam hati aku berdoa supaya dapat yang burger. Dapatnya apa? IniπŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°


Kenapa tiba-tiba main gacha? Sebenarnya udah lama pingin main gacha setelah nonton video Eunseok main gacha di Jepang di video On My Day Off. Tapi baru terlaksana kemarinπŸ˜‹

πŸΊπŸŽ³πŸ”

Kamu pernah nggak terinsipirasi bias kamu untuk melakukan aktivitas baru? Kalau ada apa? Share dong!πŸ˜€


*

No comments :

Post a Comment

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top